10 Langkah Turunkan Hipertensi
Saturday, April 20, 2013
Add Comment
Hipertensi (HTN) atau tekanan darah tinggi, kadang-kadang disebut juga dengan hipertensi arteri, adalah kondisi medis kronis dengan tekanan darah di arteri
meningkat. Peningkatan ini menyebabkan jantung harus bekerja lebih
keras dari biasanya untuk mengedarkan darah melalui pembuluh darah.
Tekanan darah melibatkan dua pengukuran, sistolik dan diastolik,
tergantung apakah otot jantung berkontraksi (sistole) atau berelaksasi
di antara denyut (diastole). Tekanan darah normal pada saat istirahat
adalah dalam kisaran sistolik (bacaan atas) 100–140 mmHg dan diastolik
(bacaan bawah) 60–90 mmHg. Tekanan darah tinggi terjadi bila
terus-menerus berada pada 140/90 mmHg atau lebih.
Hipertensi terbagi menjadi hipertensi primer (esensial) atau hipertensi sekunder. Sekitar 90–95% kasus tergolong "hipertensi primer", yang berarti tekanan darah tinggi tanpa penyebab medis yang jelas.
Kondisi lain yang mempengaruhi ginjal, arteri, jantung, atau sistem endokrin menyebabkan 5-10% kasus lainnya (hipertensi sekunder).
Hipertensi adalah faktor resiko utama untuk stroke, infark miokard (serangan jantung), gagal jantung, aneurisma arteri (misalnya aneurisma aorta), penyakit arteri perifer, dan penyebab penyakit ginjal kronik. Bahkan peningkatan sedang tekanan darah arteri terkait dengan harapan hidup yang lebih pendek. Perubahan pola makan dan gaya hidup dapat memperbaiki kontrol tekanan darah dan mengurangi resiko terkait komplikasi kesehatan. Meskipun demikian, obat seringkali diperlukan pada sebagian orang bila perubahan gaya hidup saja terbukti tidak efektif atau tidak cukup.
"Siapa saja yang memiliki hipertensi harus didorong untuk bekerjasama dengan dokter mereka dan mencoba berbagai hal yang mungkin membantu menurunkan tekanan darah tanpa menggunakan agen farmakologis (obat-obatan)," kata Matthew Burg, PhD, seorang profesor dari Columbia University Medical Center di New York.
Hipertensi terbagi menjadi hipertensi primer (esensial) atau hipertensi sekunder. Sekitar 90–95% kasus tergolong "hipertensi primer", yang berarti tekanan darah tinggi tanpa penyebab medis yang jelas.
Kondisi lain yang mempengaruhi ginjal, arteri, jantung, atau sistem endokrin menyebabkan 5-10% kasus lainnya (hipertensi sekunder).
Hipertensi adalah faktor resiko utama untuk stroke, infark miokard (serangan jantung), gagal jantung, aneurisma arteri (misalnya aneurisma aorta), penyakit arteri perifer, dan penyebab penyakit ginjal kronik. Bahkan peningkatan sedang tekanan darah arteri terkait dengan harapan hidup yang lebih pendek. Perubahan pola makan dan gaya hidup dapat memperbaiki kontrol tekanan darah dan mengurangi resiko terkait komplikasi kesehatan. Meskipun demikian, obat seringkali diperlukan pada sebagian orang bila perubahan gaya hidup saja terbukti tidak efektif atau tidak cukup.
"Siapa saja yang memiliki hipertensi harus didorong untuk bekerjasama dengan dokter mereka dan mencoba berbagai hal yang mungkin membantu menurunkan tekanan darah tanpa menggunakan agen farmakologis (obat-obatan)," kata Matthew Burg, PhD, seorang profesor dari Columbia University Medical Center di New York.
Mereka yang mengalami hipertensi biasanya harus mengonsumsi obat-obatan
secara rutin untuk mengontrol tekanan darah. Tetapi dengan melakukan perubahan
gaya hidup, tekanan darah yang kelewat tinggi dapat dikendalikan dan
diturunkan. Dengan modal tekad dan kedisiplinan, bukan mustahil upaya
modifikasi lifestyle ini dapat membantu melepaskan
ketergantungan pada obat-obatan.
Berikut ini adalah 10 cara murah dan alami menurunkan tekanan darah
tanpa harus menggunakan obat-obatan :
1. Olahraga
Dengan melakukan olahraga 30 menit sehari, Anda dapat menurunkan
tekanan darah secara signifikan, kata Gerald Fletcher, MD, seorang ahli jantung
dari Mayo Clinic, Jacksonville, Florida, sekaligus juru bicara American Heart
Association.
"Cobalah latihan aerobik untuk mengurangi tekanan darah sistolik
Anda," kata Fletcher. Ia menambahkan, orang yang aktif secara fisik
biasanya dapat mengurangi konsumsi jumlah asupan obat hipertensi. Untuk
menunjangnya, pilihlah jenis kegiatan yang Anda sukai seperti misalnya,
berjalan, berlari, berenang atau bersepeda.
2. Makan pisang
Anda mungkin tahu bahwa makan terlalu banyak garam dapat meningkatkan
tekanan darah, tetapi kebanyakan orang tidak menyadari manfaat kalium - zat
yang mampu menangkal efek buruk dari sodium.
Menurut penelitian dari Dietary Guidelines for Americans, mereka yang
mengalami hipertensi harus mencukupi kebutuhan jumlah kalium dalam diet mereka.
Orang dewasa harus mendapatkan setidaknya 4.700 miligram per hari. Adapun
beberapa sumber makanan yang kaya kandungan kalium diantaranya pisang (422
miligram), kentang panggang dengan kulit (738 miligram), jus jeruk (496
miligram per cangkir), dan yogurt tanpa lemak atau rendah lemak (531-579
miligram per 8 ons).
3. Kurangi asupan garam
Orang dengan tekanan darah normal, cukup tinggi, dan hipertensi secara
substansial dapat mengurangi tekanan darah mereka dengan memotong asupan garam.
Pedoman diet merekomendasikan bahwa orang dengan hipertensi harus membatasi
asupan garam kurang dari 1.500 miligram (600 miligram sodium) sehari.
4. Stop merokok
Perokok adalah kelompok yang paling berisiko tinggi mengidap
hipertensi. Kandungan tembakau dan nikotin dalam rokok dapat menyebabkan
lonjakan tekanan darah sementara, meskipun rokok itu sendiri bukan penyebab
tunggal hipertensi kronis. Berhenti merokok dapat membantu Anda menurunkan
sedikit tekanan darah Anda. Dan, tentu saja, manfaat kesehatan lainnya yang tak
terhitung jumlahnya, kata Fletcher.
5. Menurunkan berat badan
Secara konsisten beberapa penelitian menunjukkan bahwa, sedikit saja
kehilangan berat badan, dapat memiliki dampak besar pada tekanan darah Anda.
Kelebihan berat badan membuat jantung bekerja lebih keras. Tekanan ekstra ini
lambat laun dapat menyebabkan hipertensi. Sementara itu, dengan memangkas berat
badan beban kerja jantung akan jauh lebih ringan.
6. Kurangi alkohol
Konsumsi alkohol secara moderat - tidak lebih dari satu gelas sehari
untuk wanita, dan dua gelas sehari untuk pria - memiliki manfaat kesehatan
jantung. Tapi pada beberapa orang, minum terlalu banyak dapat meningkatkan
tekanan darah. Penelitian menunjukkan bahwa mengkonsumsi alkohol lebih dari dua
gelas sehari dapat meningkatkan risiko hipertensi bagi pria dan wanita.
7. Kelola stres
Mengelola stres secara efektif dapat membantu mengurangi tekanan darah,
tetapi sayangnya, tidak ada penelitian yang menawarkan langkah demi langkah untuk
mengurangi tingkat stres pada semua orang, kata Burg.
"Ada sejumlah cara yang telah dikembangkan sebagai praktik untuk
menginduksi keadaan relaksasi. Tetapi bagaimana cara yang baik dan benar, ini
masih harus dijawab dalam uji klinis," katanya. Namun demikian, Burg
merekomendasikan bahwa orang dengan hipertensi harus mampu melakukan manajemen
stres dan berlatih dengan konsisten.
8. Yoga
Yoga adalah cara terbaik untuk mengatasi stres. Sebuah studi baru di
India menemukan bahwa latihan pernapasan yoga mengurangi tekanan darah pada
orang dengan hipertensi - di mana bekerja mempengaruhi efek sistem saraf otonom
- dengan mengatur denyut jantung, pencernaan, dan fungsi lainnya.
9. Jauhi kafein
Kopi memiliki beberapa manfaat kesehatan, tetapi tidak untuk menurunkan
tekanan darah. Dalam jangka pendek kafein dapat memicu lonjakan tekanan darah,
bahkan pada orang tanpa hipertensi.
Jika Anda memiliki tekanan darah tinggi, cara terbaik yang harus
dilakukan adalah dengan membatasi asupan kafein (sekitar dua cangkir kopi per
hari). Anda dapat memeriksa apakah Anda sensitif terhadap kafein atau tidak
dengan memeriksa tekanan darah sebelum dan setengah jam setelah mengkonsumsi
minuman berkafein. Jika meningkat sebesar 5 atau 10 poin, Anda berarti sensitif
terhadap kafein.
10. Meditasi
Meditasi - apakah itu melibatkan nyanyian, pernapasan, visualisasi -
dapat menjadi alat manajemen stres yang efektif bagi banyak orang, kata Burg.
Sekali lagi, yang penting adalah bahwa hal itu membuat Anda merasa baik, dan
Anda dapat berkomitmen untuk melakukannya secara konsisten.
0 Response to "10 Langkah Turunkan Hipertensi"
Post a Comment